Kamis, 24 Maret 2011

KESABARAN


Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
(Kolose 3:13)
Dalam kehidupan sosial, kita banyak bertemu dengan orang dengan berbagai macam karakter. Ada orang yang mudah dan “enak” diajak bergaul, berkomunikasi dan berteman. Mereka dalah orang-orang yang pola perilakunya kurang lebih sama dengan kita. Mungkin juga mereka adalah orang dengan bidang pekerjaan yang sama, hobby yang sama, selera makan yang sama, atau mungkin juga kesukaan akan jenis musik yang sama, dll. Itulah yang membuat kita bisa cepat akrab dan santai saat bersama mereka. Namun tidak sedikit orang yang susah diajak berteman dan berkomunikasi. Biasanya orang –orang tersebut adalah pribadi-pribadi yang mempunya pola perilaku yang berbeda dengan kita. Cara bicara yang berbeda, selera musik yang berbeda, hobby yang “berseberangan,” atau berbagai macam hal yang lain dalam diri orang tersebut yang seolah kebalikan dari diri kita. Walaupun bukan sebuah faktor mutlak, perbedaan dapat menciptakan konflik dalam hubungan sosial kita dengan orang lain. Menyikapi kemungkinan konflik yang disebabkan perbedaan (atau bahkan kesamaan) tersebut, diperlukan sebuah komitmen kuat untuk mengembangkan sikap SABAR dalam kehidupan kita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari kata “sabar” adalah tahan dalam cobaan dan ujian, tidak lekas marah, tidak cepat putus asa, tenang, serta tidak tergesa-gesa. Mengembangkan karakter sabar tersebut memang bukan suatu hal yang mudah, namun Tuhan menuntut kita untuk memiliki kesabaran. Artinya bahwa, Tuhan menuntut kita untuk tetap tahan dalam ujian, untuk tidak lekas marah, untuk tidak cepat menyerah atau putus asa, serta untuk tidak tergesa-gesa mengambil keputusan serta bertindak. Raja Salomo dalam Amsal 14:17 dan 29 menyinggung tentang sifat sabar. Dikatakan bahwa kesabaran adalah cerminan kebijaksanaan dan hikmat seseorang. Ketidak sabaran akan memunculkan kebodohan seseorang. Dalam Amsal 15:18 berkata bahwa orang yang sabar akan menciptakan perdamaian. Bahkan lebih jauh lagi dikatakan dalam Amsal 16:32 demikian “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Ayat tersebut berarti, kemenangan kita yang terbesar adalah saat kita mampu mengalahkan diri kita sendiri. Salah satunya adalah mengalahkan ego kita, rasa marah, dendam dan kebencian dalam hati kita, dan menundukkannya kepada Firman Tuhan. Kesabaran juga berarti bersedia mengampunii dengan tulus
Sebelum Tuhan Yesus terangkat ke surga, Ia memberikan Roh Kudus kepada kita. Roh Kudus Tuhan inilah yang menguasai kehidupan kita. Ia mengisi hati kita, menuntun kehidupan kita dan membentuk karakter kita untuk menjadi sama dengan karakter Kristus. Roh Kudus diam dalam hati kita, setiap kita yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ciri-ciri keberadaan Roh Kudus dalam hidup kita ini terpancar dari sifat-sifatNya yang terlihat menjadi sifat-sifat kita. Dalam Galatia 5:22-23 tertulis jelas tentang karakter Roh Kudus. Karakter tersebut adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Sifat-sifat tersebut merupakan sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan. Artinya kita tidak dapat memiliki salah satu sifat tanpa memiliki sifat-sifat yang lain. Orang yang mengaku sudah penuh Roh Kudus HARUS memiliki dan memperlihatkan semua sifat tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Dan perhatikan, bahwa salah satu sifat tersebut adalah kesabaran. Kesabaran harus diiringi dengan kelemahlembutan.
Sering kali kita tidak bisa sabar dalam menghadapi masalah. Namun itu semua sebenarnya hanya sebatas alasan kita saja untuk tidak mau menahan diri. Keharmonisan rumah tangga (misalnya) akan terancam hancur jika tidak ada kesabaran dalam diri suami atau isteri. Bahkan anak-anak bisa menjadi korban dari ketidak sabaran orang tuanya, dalam mengambil keputusan bagi keluarga serta dalam mendidik anak-anak. Iblis bekerja dengan giat di akhir zaman ini. Kemarahan, iri, dengki dan perpecahan seringkali menjadi senjata ampum yang digunakannya untuk menyerang keluarga-keluarga Kristen. Kita anak Tuhan harus lebih berhati-hati menghadapi aktivitas iblis yang seperti itu. Hanya kekuatan, hikmat dari Tuhan dan penyerahan total kita kepada Tuhan yang akan mampu mengalahkan tipu muslihat iblis tersebut. Kesabaran menuntut dan membuat kita tetap focus kepada Tuhan. Pikiran yang tenang akan mengalahkan amukan badai permasalahan. Dalam kesabaran kita, ada kekuatan. Tuhan akan bertindak membela kita saat kita berserah total. “…dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu..” (Yesaya 30:15).

Khotbah Ibu Pdt. Sudarwo
12 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar